JANJI BALI - PART 5 - PULANG

Minggu, 19 Agustus 2018

Sama seperti pagi - pagi sebelumnya di Bali, hujan. tapi hari ini hanya gerimis. setelah mandi dan membereskan barang - barang, aku turun ke lobby untuk sarapan. aku memilih duduk di teras sambil memandangi gerimis. Kuseruput teh yang baru saja kuseduh, sambil melamun. tiba - tiba seorang pengendara yang melintas teriak, motornya ambruk lalu lari sambil teriak yang kurang jelas teriakannya apa. lalu beberapa warga yang ada di sekitar berbondong - bondong keluar dan ikut mengejar. Ternyata, pengendara yang motornya ambruk itu adalah korban copet. dia berusaha mengejar copet yang membawa lari dompet dan smartphone yang dimasukkan di pouch kecil yang ditentengnya, tapi karena gemetaran jadi motornya jatuh. Aku ikut deg-degan, bak menonton pertandingan laga. Salah satu orang membantu meminggirkan motornya yang menghalangi jalan. beberapa saat kemudian, korban copet tadi kembali dengan hati yang sedih. dompet dan HP nya tidak kembali.

 

Setelah semua bubar, aku lanjut menghabiskan sarapan yang ku pesan lalu menuju warung yang berada hanya sekitar 200 meter dari homestay untuk membeli sandal karena sepatuku basah kuyup akibat kemarin seharian dipakai berjalan di tengah hujan, serta berjalan di pasir pantai. Harga sendal jepit 15.000. Karena saat 17 Agustus aku mencoba mencari gojek atau grab bike susah dan pas dapat tiba tiba drivernya cancel, jadi aku memikirkan alternatif transportasi ke terminal hari ini. Bus yang akan aku tumpangi berangkat dari Terminal Mengwi pukul 13.00. Baru jam 9 aku sudah mencoba membuka aplikasi Grab. Tapi, sepertinya lancar. Ongkos untuk ke terminal mengwi naik - turun jika membayar menggunakan cash. Ku lihat ada promo bayar pakai Ovo hanya 1 rupiah. sekilas baca cara pengisian Ovo bisa melalui alfamart, Driver, atau pulsa. Lagsung ku isi pulsa 25k dengan membayar 27.000 ke mbak - mbak indomaret, lalu mau aku isikan ke saldo Ovo. ternyata aku salah baca. Pulsa yang ku beli sia - sia karena seharusnya jika aku sudah punya saldo Ovo bisa digunakan untuk mengisi pulsa, tapi tidak berlaku sebaliknya. Yasudahlah.



Aku berhasil order gojek dari Kuta - Mengwi seharga 47.000 padahal masih jam 10 pagi, tapi daripada di cancel dan nanti dapatnya susah, jadi yasudah. berangkat ke terminal kepagian. Sampai di terminal bimgung sendiri. Mau apa selama nunggu 3 jam ? Tau sendiri suasana terminal tidak menyenangkan. JAdi jalan ke taman Rama - Shinta, foto - foto sebentar, lalu kameranya mati. huh. Tadi malam lupa nggak di charge. Mencari warung makan, sekitar 1.5 km dari situ ada warung ayam betutu. Tapi sudah terlanjur malas jalan. akhirnya kembali jalan ke terminal lagi.

Sempat ngobrol sebentar dengan ibu - ibu yang menunggu dijemput anaknya. Lalu karena merasa sudah siang, ibu itu menyarankanku ke kantin untuk makan. Padahal aku sendiri lupa kalau belum makan siang. aku menuju kantin yang di arahkan ibu itu. Hanya warung sederhana, aku memesan nasi rames lalu mengambil air mineral di meja, lalu duduk. Ibu penjualnya orang jawa, jelas terdengar dari logat dan bahasanya. Kebanyakan yang diterminal itu kurasa juga jawa. Tiba tiba, orang - orang di terminal itu ribut sambil lari, termasuk pemilik warung itu yang lari sambil membawa nasu pesananku. "Buk, nasiku!" kataku. Kupikir Ibu itu lupa tadi yang pesan siapa. Baru sadar, ternyata suara lainnya berteriak "gempa!, gempa!" Aku baru sadar mereka lari karena gempa. Akupun ikut lari. Masih ada seorang lagi yang masih asik menghabiskan kerupuk sambil membalas pesan chat di smartphone yang ia bawa. Aku memanggilnya "mas, Nggak ikutan minggir? ini gempa." Baru orang itu tersadar dan ikutan lari dari bangunan.


Setelah kehebohan yang terjadi, alhamdulillah tidak ada yang parah. aku bisa makan siang dengan tenang. biaya makan siang cukup murah, hanya 18.000. Setelah itu, aku kembali menunggu bus yang berangkatnya molor 1 jam dari Jadwal.

Bus yang aku tumpangi sudah memberikan 2X makan dan minum sampai aku sampai di Semarang, jadi nggak perlu beli makan lagi. Nggak banyak cerita dari perjalanan bus ini. Aku lebih banyak tidur karena takut mabuk darat. Tapi untungnya, paginya sekitar jam 8 sampai disemarang aku tidak mabuk darat. Sepertinya, ini pertama kali. Aku hebat. Aku turun di daerah Pucang Gading, Lalu naik Trans semarang warna biru seharga 3.500. Harusnya aku pindah bus di simpang lima ke balaikota, agar bisa transfer ke trans Jateng. Tapi karena lelah, aku ketiduran di bus. Akhirnya aku transfer ke halte Tawang, Baru naik Trans Jateng yang harganya juga 3.500 sampai di Harjosari, tempat tiggalku.

Nah, itu dia cerita #nggembelkebali kali ini. total pengeluaranku bisa kalian hitung sendiri, kurang dari satu juta rupiah.
Yang terpenting, aku sudah melunasi #janjibali yang kubuat sejak saat lagi pusing - pusingnya mikir kuliah. Akhirnya sekarang sudah Lunas.
Selanjutnya backpacking kemana lagi ya ?

Komentar

Postingan Populer