JANJI BALI - PART 2 - BERANGKAT

Tanggal 16 Agustus pagi
 
Selayaknya dulu pas masih kecil, kalau mau pergi biasanya malah nggak bisa tidur. Nah kalau ini, aku bisa tidur normal, hanya saja bangunnya yang nggak normal. Biasanya di hari kerja, alarmku bunyi jam 05.00 pagi dan akan aku snooze 10 menit kemudian. Hari ini, tak lihat di layar handphone ada notifikasi alarm ku akan bunyi 1,5 jam lagi. Hebat!


Barang - barang yang akan aku bawa sudah ku siapkan sejak semalam, jadi tinggal sholat, sarapan, dan berangkat. Lebih tepatnya menunggu pagi. Kereta yang ku pesan berangkat pukul 11.40, tapi karena jarak dari kos sampai stasiun lumayan jauh, biasanya kalau naik motor butuh waktu 1 jam dan aku belum pernah naik BRT Trans Jateng, jadi aku berangkat jam 8 pagi. Dulu pernah, pas mau ke stasiun juga, nunggu Trans Jateng satu jam lebih nggak dapat, jadi sekarang berangkat pagi - pagi. Ongkos Trans Jateng ini hanya 3.500, dan ternyata hanya butuh sekitar 5 menit untuk menunggu bus datang. perjalanan juga lancar, sekitar satu jam 15 menit sudah sampai tujuan. Wah, menyesal berangkat kepagian.





Sampai di stasiun, aku ke customer service dulu buat ambil uang pembatalan tiket sebelumnya, lumayan dapat duit buat tambahan jajan nanti. prosesnya cepet banget. cuma nunjukin form pembatalannya dan kasih KTP, langsung dikasih uangnya. Selanjutnya aku ke Indomaret buat jajan. yang penting kalau menurutku air mineral dan permen. Di Indomaret ini, aku mengeluarkan uang 38.500.



Selama menunggu, aku nonton Meteor Garden di Viu. ngulang - ngulang adegan Lei yang ngomong "Ni hao. hao. hao hao hao hao hao." begitu terus, sampai akhirna bisa naik kereta dan berangkat. Di gerbong kereta ekonomi maharani yang akan mengantarkanku ke Surabaya, kebetulan kurang asik ah. Yang duduk di depanku adalah sekeluarga (bapak - ibu - anak) yang agak rewel, dan sebelahku ibu - ibu rempong yang memaksaku harus membagi setengah jatah tempat duduk. Aku bener - bener susah gerak. Karena sedikit emosi juga, akhirnya aku pergi ke kereta makan saja. Lumayan, ada satu kursi yang kosong. - akhirnya lega. Sekalian, aku pesan pop mie karena nggak bawa cemilan. harganya 10.000




Sesampainya di Surabaya, aku sudah di jemput. Kayaknya, dari sekian perjalanan, baru kali ini deh ada yang nungguin. bahagianya. Sebelum berangkat, aku memang chat di grup Traveling, nyari teman untuk nunggu kereta di Surabaya. Untungnya, ada Mbak Lidya yang mau menemaniku selama sekitar 5 Jam di Surabaya. Sebelum keretaku sampai, Mbak Lidya mengirim pesan bahwa ia sudah menunggu di stasiun. Setelah sampai, aku langsung menemui mereka. Mbak Lidya nggak sendiri, dia mengajak Mas El dan Syifa yang menggemaskan. Keluar dari stasiun, aku diajak ke Tugu Pahlawan dengan naik Gocar seharga 25.000.





Museum di Tugu Pahlawan tutup pukul 16.00 dan kami sampai sana sudah pukul 17.00 jadi hanya bisa masuk di platarannya saja. Mereka bertiga langsung duduk di rerumputan, sedangkan aku sudah bisa ditebak -ngilang. Jalan dari ujung ke ujung dengan sok - sokan membawa kamera yang hanya di setting auto. Tapi seneng juga, sudah beberapa kali ke surabaya baru kali ini mampir ke Tugu Pahlawannya. Saat itu tidak terlalu ramai di Tugu Pahlawan. Selain kami bertiga, ada juga beberapa anak muda yang sedang berolahraga. Ku dengar Suaranya, aksen khas Indonesia Timur. Sempat ngobrol sebentar, ternyata mereka dari NTT.



Belum terasa lama, Langit sudah mulai gelap. lampu sorot warna - warni di Tugu Pahlawan sudah di nyalakan, Sebentar lagi Adzan Maghrib. (Atau mungkin sudah ?) aku bergegas menghampiri Mbak Lidya lagi, lalu kita pindah tempat ke Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya. Ongkosnya dibayarin mba Lidya, "makasih mbak". Pas mau masuk museum, Mbak Lidya memilih untuk makan malam. Jadi aku masuk sendiri. Tiket masuknya 15.000 dana aku menyesal masuk ke musem sendiri malam - malam. Di area museum ada museummnya sendiri yang berbentuk kapal selam asli buatan tahun 1952. Tua juga. Untuk masuk, kita harus naik tangga dulu. Sampai di ujung tangga sebelum benar - benar masuk, tiba - tiba deg - degan dan kaki rasanya berat mau melangkah. Nggak ada penjagaan, dan kebetulan nggak ada pengunjung lain juga.



Setelah sekitar 10 menit hanya berdiri di depan pintu, akhirnya memutuskan untuk masuk. Ada cctv di dalam. baru dua langkah, suara mesin terdengar sangat mengintimidasi. Bikin tambah deg - degan. Ruangannya juga sempit, tidak memungkinkan untuk lari. Menengok kanan, terlihat ruangan berikutnya adalah tempat tidur. Menurutku, bagian ini paling menakutkan. Karena perasaan semakin tidak karuan, aku memutuskan untuk mundur lagi. Aku keluar dan duduk di tangga kapal selam. Setelah sejenak menenangkan diri dan memantapkan hati, akhirnya memutuskan mantap untuk masuk lagi. Anggap saja ini challenge untuk diri sendiri, menguji seberapa beranikah aku ini ?



Aku masuk tanpa melihat - lihat dan mempelajari apa saja isi kapal selam ini seperti jika aku mengunjungi museum - museum lain biasanya. Yang ku pikirkan hanya cepat sampai di jalan keluar. Sepertinya tidak sampai 5 menit aku di dalam, karena memang buru - buru. Cerita horornya memang aku tak mencari tahu, tapi sungguh. masuk museum sempit yang isinya mesin - mesin saat malam hari sungguh memacu adrenalin.

Setelah itu, aku istirahat sebentar dan menghampiri Mbak Lidya di Plaza Surabaya. Aku pamitan sama Mbak Lidya, Mas El dan Syifa, karena aku pengen makan Bebek Sinjay. Lokasinya berada di Sebrang Superindo dekat hotel MaxOne Dharmahusada. Untuk kesana, aku naik Grab dengan ongkos 9.000. Sampai di Warung Bebek Sinjay, ada beberapa kelompok orang yang sedang makan dan ada 2 orang yang mengantri pesan. Akupun langsung mengantri setelahnya. Baru satu orang dilayani, tiba - tiba mereka memasang tulisan -habis- wah.. kecewa!


Untungnya, pelayannya bilang, "masih, untuk kalian berdua. kamu nanti order terakhir" seraya menunjukku. Aku langsung memberikan senyum bahagia. Aku pesan menu bebek sepaket sama air mineral harganya 29.000. Seporsi berisi bebek goreng dengan kremes khas, nasi yang banyak banget, lalapan, dan sambal pencit khas madura. Seneng banget, akhirnya nggak batal makan bebek Sinjay. Oiya, kenapa sampai sebegitu kecewanya ? karena di warung bebek lain aku nggak bisa makan bebeknya karena biasanya bau dan teksturnya beda. Nah sejauh ini baru bebek sinjay yang aku bisa makan.  Selesai makan, aku menyebrang ke Superindo untuk beli cemilan untuk nanti di kereta. Jajanku murah, hanya 17.000 saja. Lalu aku order grabbike lagi untuk ke stasiun Surabaya Gubeng, harganya 7.000. Kok murah ini daripada yang tadi ? padahal jaraknya sama.

Sampai stasiun Gubeng, ternyata banyak juga penumpang yang mau naik kereta malam. di dekat tempatku duduk terlihat ada indomaret. Tiba - tiba pengen onigiri. Akhirnya beli satu. harganya 8.000. Setelah beli onigiri langsung masuk ke peron. Tak lama kemudian, kereta datan. Aku langsung masuk kereta. Baru sadar, aku di gerbong eksekutif (biasanya tetep nyari yang paling murah kan?). Sambil ketawa dalam hati, akhirnya nggak harus perang sama orang yang duduk di sebelah. Sepanjang perjalanan hanya tidur, karena malam hari dan sesekali membalas pesan chat yang dari pagi dianggurin.



Beberapa menit sebelum sampai, ada pramugara yang membangunkan karena sudah hampir sampai tujuan -Stasiun Banyuwangi Baru-. Aku langsung siap - siap. Keluar dari stasiun, masih gelap. Sekitar pukul 4 pagi. Jalanan di Depan stasiun ternyata gelap. banyak tukang ojek, supir taksi dan becak yang memaksaku untuk naik ke angkutan mereka masing - masing. Padahal yang kulihat dari peta, dari stasiun sampai pelabuhan ketapang hanya membutuhkan waktu kurang dari 10 menit untuk jalan kaki. Tapi karena aku rada terintimidasi dengan para tukang ojek, dan jalanan depan stasiun gelap akhirnya aku terpaksa naik ojek dengan biaya 10.000 samapi depan pelabuhan.



Sesampainya di pelabuhan, aku membeli tiket untuk perorangan seharga 6.500 dan kebetulan tanpa menunggu lama, sudah ada kapal yang siap berangkat. Ini pertama kalinya aku naik kapal. Norak ya ? hanya kapal kecil, deck pertama untuk kendaraan, dan deck diatasnya untuk kursi penumpang. ada beberapa penumpang lain juga yang mau menyebrang ke pulau dewata saat itu. Tak sampai satu jam, Sudah terlihat tulisan "Selamat Datang di Jembrana" lengkap dengan foto Bupatina yang sebetulnya aku tak tau siapa.

Komentar

Postingan Populer