JANJI BALI - PART 3 - AKHIRNYA BALI
Tanggal 17 Agustus - Pagi
Keluar dari pelabuhan, sudah ada calo bus. Kebetulan di belakangku ada sepasang kekasih yang juga turun kadi kapal dan mau menuju Denpasar. Mereka yang menawar harga bus 40.000 untuk sampai ke terminal ubung. Aku tinggal ikut - ikutan saja. Ku pikir, bus yang akan mengantarkan perjalanan selama kurang - lebih 4 jam ini adalah bus besar yang seukuran AKAP (maaf ya, aku kurang tau ukuran bus) ternyata bus kecil satu pintu.
Selama perjalanan sudah mulai gerimis dan hujan. Kutanya pada kondektur berapa lama lagi kita sampai. Katanya kalau lancar sekitar 2 Jam lagi. Tapi beberapa menit kemudian, bus berhenti. Si kondektur meminta semua penumpang turun dan pindah ke bus lain karena busnya rusak dan tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan. Setelah pindah bus, aku lupa. sepertinya aku lebih banyak tidur hingga sampai ke terminal ubung.
Keluar dari terminal ubung gerimis. Aku keluar dari terminal lalu menyebrang jalan raya untuk sampai ke Alfamart. Aku hanya membeli permen mint seharga 9.000 karena perutku terasa hampir mual. Di depan alfamart ternyata juga ada beberapa supir angkot dan tukang ojek yang "memaksa". Ku tanya berapa ongkosnya, masih belum ada yang memberikan angka. berbelit - belit. Lalu aku ditarik masuk ke angkot dan ditawari diantar sampai tujuanku. Setelah aku duduk baru disebutkan harganya 180.000. Akupun menolak keluar, tapi masih terus di paksa dengan menurunkan harga. Akhirnya supir angkot itu menyerah, dan bilang bisa naik angkotnya sampai Tegal dengan membayar 20.000. Karena memang sudah ilfeel (dan takut) dengan tawaran - tawaran sebelumnya, akhirnya aku setuju. Sampai di Tegal aku lihat ada Alfamidi. Aku mampir membeli air mineral seharga 2.500 karena air minumku sudah habis. Selanjutnya aku naik angkot lagi menuju Kuta dengan biaya 10.000. Aku turun dekat Pos polisi Jl. Raya kuta, lalu jalan sekitar 10 menit hingga sampai di tempatku menginap, Gong Corner Homestay. Di jalan, ada penjual piscok - jajanan terfavorit. jadi mampir beli dulu. Harganya seribuan, aku beli 5.
Aku langsung check in, mandi, dan istirahat sebentar. Sekitar jam 3 sore, suara hujan sudah tak terdengar lagi. aku memutuskan keluar untuk jalan - jalan. Sebelum sampai di monumen bom bali, hujan mendadak deras lagi. aku menepi di depan counter hp. agak lama menunggu, hujan tidak juga reda. Tanggung kalau mau balik ke penginapan lagi. Iseng - iseng tanya penjaga counter, ternyata disitu juga jual payung. Ajaib! Dengan ekspresi sedikit bingung, tercengang, dan bahagia, akhirnya aku membeli payung seharga 25.000 di counter hp.
Jalan kaki sambil ngomong dalam hati "oh, ini to legian. ini to monumen bom bali, poppies lane, pantai kuta, cafe dulang, beachwalk, dan tempat - tempat lain di sekitarnya yang dulu pernah ku dengar dari cerita." Norak ya ? salah satu hal yang ku perhatikan adalah kotanya padat banget. sampai - sampai gang - gang kecil saja ramai dengan kendaraan bermotor. karena merasa kurang nyaman saat jalan kaki, jadi kepikiran. kenapa nggak dibuat jalanan ini khusus pejalan kaki saja ? toh kenyataannya banyak sekali yang jalan kaki.
Walaupun sedang tidak dirumah, tapi maghrib aku tetep kembali ke homestay. Anak baik - baik kan aku ? sekitar jam 8 malam keluar lagi ke daerah legian, sekedar melihat - lihat budaya yang bukan aku banget. Banyak sekali wisatawan asing yang ku temui saat itu. bahkan sepertinya hampir 90%. Karena pusing sendiri, akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke homestay dan tidur.
Keluar dari pelabuhan, sudah ada calo bus. Kebetulan di belakangku ada sepasang kekasih yang juga turun kadi kapal dan mau menuju Denpasar. Mereka yang menawar harga bus 40.000 untuk sampai ke terminal ubung. Aku tinggal ikut - ikutan saja. Ku pikir, bus yang akan mengantarkan perjalanan selama kurang - lebih 4 jam ini adalah bus besar yang seukuran AKAP (maaf ya, aku kurang tau ukuran bus) ternyata bus kecil satu pintu.
Selama perjalanan sudah mulai gerimis dan hujan. Kutanya pada kondektur berapa lama lagi kita sampai. Katanya kalau lancar sekitar 2 Jam lagi. Tapi beberapa menit kemudian, bus berhenti. Si kondektur meminta semua penumpang turun dan pindah ke bus lain karena busnya rusak dan tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan. Setelah pindah bus, aku lupa. sepertinya aku lebih banyak tidur hingga sampai ke terminal ubung.
Keluar dari terminal ubung gerimis. Aku keluar dari terminal lalu menyebrang jalan raya untuk sampai ke Alfamart. Aku hanya membeli permen mint seharga 9.000 karena perutku terasa hampir mual. Di depan alfamart ternyata juga ada beberapa supir angkot dan tukang ojek yang "memaksa". Ku tanya berapa ongkosnya, masih belum ada yang memberikan angka. berbelit - belit. Lalu aku ditarik masuk ke angkot dan ditawari diantar sampai tujuanku. Setelah aku duduk baru disebutkan harganya 180.000. Akupun menolak keluar, tapi masih terus di paksa dengan menurunkan harga. Akhirnya supir angkot itu menyerah, dan bilang bisa naik angkotnya sampai Tegal dengan membayar 20.000. Karena memang sudah ilfeel (dan takut) dengan tawaran - tawaran sebelumnya, akhirnya aku setuju. Sampai di Tegal aku lihat ada Alfamidi. Aku mampir membeli air mineral seharga 2.500 karena air minumku sudah habis. Selanjutnya aku naik angkot lagi menuju Kuta dengan biaya 10.000. Aku turun dekat Pos polisi Jl. Raya kuta, lalu jalan sekitar 10 menit hingga sampai di tempatku menginap, Gong Corner Homestay. Di jalan, ada penjual piscok - jajanan terfavorit. jadi mampir beli dulu. Harganya seribuan, aku beli 5.
Aku langsung check in, mandi, dan istirahat sebentar. Sekitar jam 3 sore, suara hujan sudah tak terdengar lagi. aku memutuskan keluar untuk jalan - jalan. Sebelum sampai di monumen bom bali, hujan mendadak deras lagi. aku menepi di depan counter hp. agak lama menunggu, hujan tidak juga reda. Tanggung kalau mau balik ke penginapan lagi. Iseng - iseng tanya penjaga counter, ternyata disitu juga jual payung. Ajaib! Dengan ekspresi sedikit bingung, tercengang, dan bahagia, akhirnya aku membeli payung seharga 25.000 di counter hp.
Jalan kaki sambil ngomong dalam hati "oh, ini to legian. ini to monumen bom bali, poppies lane, pantai kuta, cafe dulang, beachwalk, dan tempat - tempat lain di sekitarnya yang dulu pernah ku dengar dari cerita." Norak ya ? salah satu hal yang ku perhatikan adalah kotanya padat banget. sampai - sampai gang - gang kecil saja ramai dengan kendaraan bermotor. karena merasa kurang nyaman saat jalan kaki, jadi kepikiran. kenapa nggak dibuat jalanan ini khusus pejalan kaki saja ? toh kenyataannya banyak sekali yang jalan kaki.
Walaupun sedang tidak dirumah, tapi maghrib aku tetep kembali ke homestay. Anak baik - baik kan aku ? sekitar jam 8 malam keluar lagi ke daerah legian, sekedar melihat - lihat budaya yang bukan aku banget. Banyak sekali wisatawan asing yang ku temui saat itu. bahkan sepertinya hampir 90%. Karena pusing sendiri, akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke homestay dan tidur.








Komentar
Posting Komentar