JANJI BALI - PART 4 - NGGEMBEL DI BALI

Tanggal 18 Agustus 2018



Alarm di hp bunyi pukul 05.30 pagi, aku segera tidur lagi. haha. enggak lah, aku bangun, sholat, mandi. Sayangnya, diluar gerimis. Wah, bakalan sedih banget sih kalau hujan lagi. Karena di luar masih gelap, aku tidur - tiduran lagi sampai jam 8, lalu aku sarapan. itupun masih hujan. Kebetulan ada teman ngobrol waktu sarapan. Mas - mas anak motor gitu. Ternyata dia dari Solo naik motor sendiri ke Bali, karena ada acara gathering komunitas motor. Selesai gathering, jalan - jalan. Tadinya kalau mas - mas yang tak diketahui namanya ini belum mau check out, mau tak ajak jalan bareng (dibaca : nebeng) tapi sayangnya dia yang udah sekitar seminggu disini tetap mau pulang ke Solo hari ini juga.

Hujan belum reda, padahal jam sudah menunjukkan pukul 09.00. Ada seorang mas - mas lagi yang check in dengan mengenakan kostum ala petualang dengan carrier yang di gendong di punggung lebih tinggi dari kepalanya dan daypack yang digendong di depan badannya. sambil nunggu proses check in, dia duduk di dekatku (karena memang ruangan itu tidak terlalu besar). Sempat ngobrol Juga sebentar. Diketahui, asalnya dari medan. sudah sekitar 2 bulan keliling Jawa, dan akhirnya hari ini sampai di Bali. Rencananya mau sekitar seminggu di Bali, lalu pulang ke Medan.

Manusia selanjutnya, koko - koko dari Shanghai.  Katanya baru putus cinta, Jadi solo traveling ke Indonesia. Rencananya mau ke lombok setelah dari Bali, tapi karena ada bencana Gempa, jadi dia belum tau mau kemana. Wah, cerita - cerita traveler yang begini yang aku suka. Jadi pengen ganti pekerjaan yang bisa se fleksibel mereka.



Nggak terasa, sudah jam 10 lebih. Hujan reda, walaupun masih sedikit gerimis. aku memutuskan untuk naik gojek ke bandara untuk naik bus Sarbagita karena halte terdekat dari posisiku adalah di Bandara. Ongkos gojek 10.000, aku diturunkan di sekitar parkiran motor. ku tanya halte sarbagita ke mana, dia nggak tau. Jadi dari parkiran motor aku jalan kaki masuk area bandara, lalu menemukan spot foto sejuta umat. Ya tentu, foto dulu. Saat itu bekas hujan, jadi lumayan sepi. Ada Bapak - bapak yang sedang membereskan trolley melihat kearahku. Ku kira mau menegur karena dilarang foto, ternyata malah memberi rekomendasi spot foto lainnya. Makasih pak!



Selanjutnya menuju tempat tunggu bus. Ada mas - mas yang juga nunggu bus tanya "mbak, biasa naik sarbagita ? ini busnya kapan datang ya ? saya sudah 1 jam lebih kok nggak ada yang datang." Mati! kataku dalam hati. Akhirnya sambil ngobrol sama dia. Sebetulnya dia asli Bali, tapi lama tinggal di Jakarta. kebetulan hari ini pulang kampung mau naik bus sampai sekitar Ubud, rumahnya. Kata dia, memang untuk tujuan wisata bali bintang lima. tapi urusan transportasi bobrok semua. kebanyakan pejabat pemerintah memiliki bisnis pariwisata, jadi katanya dibuat rekayasa angkutan umum yang murah seperti sarbagita ini di minimalisir. Ya, entahlah.



Sudah menunggu satu jam belum ada juga bus yang datang. Akhirnya aku memutuskan jalan kaki sekitar 2.3 km menuju hutan wisata mangrove di ujung bali mandara toll road. sambil jalan, ketawa sendiri -Akhirnya nggembel yang aku banget. Sampai di hutan mangrove juga merasakan bahagia yang sama. Memang, aku lebih bahagia menemukan tempat yang nggak banyak dikunjungi buat wisata seperti ini dibandingkan dengan cerita hari kemarin yang jalan sendirian ditengah keramaian legian. Ditengah jalan, aku membeli jus mangga seharga 10.000, dan lanjut jalan lagi.



Bingung mau kemana, akhirnya membuka google ada pantai jerman yang lokasinya berada di sekitar belakang bandara Ngurah Rai. Jadi aku jalan lagi 2.3 km ke bandara. Kulihat di peta bisa lewat belakang parkiran bus bandara, tapi ternyata ada tembok yang menghalangi. Aku tanya ibu - ibu tukang sapu yang sedang bekerja, katanya harus lewat jalan perkampungan. "itu lurus kesana dek, nanti ada pertigaan ke utara, perempatan ke timur, nanti ada patung ke utara, bla bla bla" aku cuma bisa melongo. Jujur saja, aku bodoh soal arah. aku hanya menganggung - angguk sambil lihat arah tangan ibu itu saat menjelaskan. Ah, untung tangannya sambil nunjukin ke arah kanan dan kiri.



Ternyata, benar arahan tangan dari ibu tadi. aku sampai di Pantai Jerman. Menyenangkan sekali. Pantainya jauh lebih sepi dibandingkan Kuta. Aku foto - foto sambil isirahat sebentar, lalu lanjut jalan menyusuri pantai ke arah kanan - arah ke Kuta. Sambil jalan, aku beli minuman seharga 7.500. Sesekali aku istirahat, duduk di pinggir pantai. Aku juga mampir ke Discovery mall untuk ngadem. Disini jauh lebih sepi dibandingkan beachwalk. padahal menurutku secara lokasi sama, mall yang menuju pantai.



Aku berjalan menyusuri Kuta art market, tapi tidak masuk karena sudah sangat lelah, dan mampir ke toko yang menjual barang serba 10.000. Karena memang nggak niat beli oleh oleh, jadi aku cuma beli sticker bentuk peta bali dan kalung untuk diriku sendiri. Pelit ya ? selanjutnya, aku lanjut jalan sampai ke homestay. Setelah sampai, aku langsung mandi dan meluruskan kaki. Pegal sekali setelah berjalan sekitar 10 km seharian. Malamnya, aku hanya keluar sebentar, mengantar teman yang menginap di homestay yang sama untuk mencari Atm. kita jalan ke Legian. Setelah menemukan Atm, kita makan -ditraktir, jadi aku nggak bayar dan kembali lagi ke homestay. Aku benar - benar ingin segera tidur.

Komentar

  1. Asik banget nih, mbak Okta liburan ke Bali. Solo traveling atau gimana mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, aku sendiri kemarin. mau ajak kamu takut di tolak, wkwk

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer