MENYUSURI 490 KM DEMI SEPORSI BAKSO

Hai teman teman, udah lumayan lama nggak ada cerita perjalanan. Padahal, aku tetap lumayan banyak kegiatan kok. sampai - sampai warga kos mlaah bingung kalau bisa ketemu aku di kos waktu hari libur. Kalian apa kabar ? kali ini aku mau cerita tentang perjalanan jauhku demi makan seporsi bakso yang ku idam - idamkan sejak lumayan lama. Iya, kalian nggak salah baca judul kok.
Begini ceritanya

Sudah lumayan lama sejak nonton video youtubenya firti tropica yang makan meatball IKEA di Singapore buat bandingin rasa meatball IKEA Spore sama Indonesia. Dari situ aku baru tau dan penasaran banget karena baksonya disajikan pakai selai stroberi dan katanya enak. Nggak lama kemudian Reza(Eyon) juga memamerkan bakso itu, yang dia beli di IKEA Indonesia. Katanya enak, jadi sejak saat itu aku memasukkan list Kota Tangerang buat jadi destinasi short escape ku.



Kebetulan pas sebelum puasa dapat perk dari Google buat nginep di OYO seluruh Indonesia senilai 250.000. Iseng - iseng nyari OYO di Tangerang ada yang menarik dan harganya bisa masuk. Lanjut nyari tiket kereta, sengaja nyari yang setelah lebaran karena fisik ini sudah menua, daripada jadi nggak puasa karena alasan memusafirkan diri, jadi cari tiketnya yang setelah lebaran. Ternyata banyak yang penuh, karna mungkin pas arus balik juga ya. Untungnya dapat tiket untuk jalan tanggal 29 Juni 2019 jam 2 pagi, dan balik ke Semarang tanggal 30 Juni. Okelah, yang penting berangkat.

Seperti biasa, bikin list tempat - tempat yang wajib didatengin. Nomor satu IKEA, pastinya. Terus aku juga pengen ke Pasar lama tangerang, Gang laksa, The Breeze, Bakso Budjangan Foto di UMN, kampus yang pernah jadi idamanku dulu, Masjid Al A'zhom, mampir di Jakarta ke Kota Tua sama makan bakmi Alok. Untuk mencapai semua itu harusnya planningku pakai motor karena ngggak perlu ribet dan jauh lebih murah dibanding naik grab kemana - mana.




Tapi sayangnya takdir berkata tidak boleh. Aku cari sewa motor di Tangerang nggak dapat, terus kontak teman yang di Tangerang, alhamdulillah bisa. Dia dengan senang hati bisa nganterin pakai motor. Sayangnya lagi, ini aku jalan berdua sama kakakku. Kita nggak mungkin boncengan bertiga kayak cabe - cabean dong ? Yaudah, nggak jadi sama dia. Karena sampai berangkat nggak dapat motor juga, terpaksa pilihan lain kita mengandalkan kereta dan grab.


Hari sabtu sekitar pukul 09.30 Pagi kita sampai di Stasiun Pasar Senen. Kok nggak langsung ke Tangerang ? Iya, itu tiket yang paling murah. Maklumin ya, gembel. kita butuh waktu sekitar 30 menit di kamar mandi stasiun untuk bebersih diri, ganti baju, dan dandan. Tetep ya, cewek. Setelah itu Tujuan pertama kita ke Kota Tua Jakarta. Transportasi yang kita gunakan tentu saja KRL, hanya dengan 3000 kita bisa sampai.



Sekitar satu jam kita jalan - jalan di sekitar Kota Tua, sambil foto - foto yang niatnya buat di upload ke Instagram tentunya, walaupun nggak di upload karena masih malas. Aku hanya membeli segelas es selendang mayang untuk memenuhi rasa penasaran. Kayaknya aku belum pernah minum deh. Panas matahari semakin ganas, dan @iiqhue semakin galak. kita pun kembali ke Stasiun Jakarta kota buat menuju ke Stasiun Tangerang.



Rencana awalnya kalau sampai Tangerang maksimal jam 12 siang, aku pengen ke masjid Al A'zhom dulu, tapi sayangnya ini sudah lebih dari setengah 2 siang. Kita yang bahkan lupa bahwa belum makan sejak berangkat dari semarang sudah bisa merasakan kelaparan. Jadi kita memutuskan untuk langsung ke IKEA menggunakan grab. Agak sedih sih, untuk jarak yang hanya sekitar 10 km harus ditempuh dengan waktu kurang lebih 45 menit. Itu kalau di Ungaran 50 Km bisa lebih kalau agak ngebut.



Anyway, sampai di IKEA kebetulan kita ditawari sales permata bank buat buka rekening. Dengan diiming - imingi sebuah card holder dan rayuan mbaknya yang katanya kejar target akhir bulan, akupun meng iyakan. akhirnya aku mendapatkan satu buah card holder dan tumbler. Setelah itu, kita baru bisa makan ke foodcourtnya. Tentunya menu yang kita pesan adalah meatball yang kita idam - idamkan. Ternyata beneran enak dan cocok - cocok aja bakso dimakan pakai selai stoberi. Ini IKEA nggak mau buka cabang di Semarang apa ya ? Duh! kalau pengen nggak ada obat ni.



Selesai makan kita keliling sebentar dan tentunya mengambil beberapa foto, as always, turis. LOL. Tanpa terasa udah mau maghrib aja. rencana ke The breeze, UMN, dll sirna. Kita langsung memesan grab lagi untuk ke Pasar Lama Tangerang buat kulineran malam. Disini kita nyari makanan rekomendasi dari Victor dan andy (JWestbros). Kata mereka kulliner pasar lama jalannya panjang banget. dan tentunya sepanjang jalan penuh dengan makanan. Karena macet, jadi mobil grab yang kita tumpangi nggak bisa antar sampai gerbang depan lama. kita turun di sebuah pertigaan, kata supirnya ini bagian paling belakangnya. Kita oke - oke aja, toh kalau turun di depan juga pengen sampai bagian belakang kok.



Kita mulai jalan dari pertigaan dekat warung buburnya Ko Iyo. Sambil jalan, kita tentunya melihat kanan - kiri makanan semua, dan tentunya cukup menggiurkan. Tapi perut kita nggak segede itu ya, apalagi kantong kita. Tipis cuy! Kita baru jalan beberapa ratus meter dari pertigaan tempat turun grab tadi, tapi gerbang depan pasar lama yang di maksud sudah terlihat. Loh ? segini aja ? ini driver grabnya yang nurunin kita di bagian tengah atau memang bagi warga Tangerang jalan segini udah jauh banget ?



Anyway, makanan yang aku rekomendasikan buat di coba di pasar lama Tangerang adalah Sushi Yoshi. Karena aku biasa makan sushi di kedai - kedai yang murah gitu, ini jadi kerasa makanan mahal. Harganya aku lupa sih, karna yang bayar iiqhue. Tapi aku yakin nggak semahal kalo di restoran sih.

Karena penginapan kita lumayan jauh dari Pasar lama, sekitar satu jam naik kereta + tambah grab 15 menit, kita cepat - cepat buat jalan lagi karena badan udah lumayan lelah dan mata mulai ngantuk. Walaupun perlu transit transit dan ganti kereta, untungnya kita nggak salah naik kereta karena udah malam dan capek banget, kalo masih harus ditambha nyasar kita nggak sanggup. Sesampainya di OYO tempat kita menginap, kita langsung mandi dan istirahat sampai pagi.



Tempat ini katanya baru, baru sekitar 5 bulan dibuka. bangunannya juga sebetulnya belum jadi. Total sepertinya 16 lantai, tapi yang bisa ditempati baru sampai lantai 9. Padahal aku pengen banget ke rooftop. Jadilan dari lantai 9 samapai 16 itu (kalau tidak salah) naik tangga. Demi foto, demi yang katanya konten di instagram. Selesai foto - foto di sudut Baileys apartement itu, kita kembali memesan grab untuk menuju ke stasiun MRT terdekat, Lebak Bulus.



Kita naik MRT cuma karena pengen aja, karena rute yang tadinya tak arrange bukan lewat MRT, tapi lewat KRL. Karena @iiqhue pengen naik MRT, jadilah kita ke Bunderan HI. Kebetulan ini hari minggu, Car free day. Tujuan kita ke bakmi Alok harusnya naik Transjakarta dari Bunderan HI, tapi si iiqhue maunya naik KRL aja karenya busnya super penuh. Jadi kita jalan kaki dari stasiun MRT bunderan HI ke stasiun KRL Sudirman. Lumayan menguras tenaga, karena panas dan sepertinya memang lumayan jauh.

Karena kecapekan, jadi kurang fokus. Kita asal naik naik kereta dan turun di Tanah Abang, niatnya mau keluar stasiun dan naik grab ke bakmi Alok, ternyata malah posisi kita semakin menjauh dari bakmi Alok. Akhirnya kita kembali ke peron dengan sisa air minum yang tinggal setengah botol dan dan perut belum terisi makanan. kayak dihutan ya? Soalnya kita aja yang nggak tertarik sama makanan lain.

Nunggu kereta selanjutnya ke stasiun terdekat ke bakmi Alok lama banget. Ini sudah pukul 12 siang, padahal kita harus sudah sampai di stasiun senen lagi sebelum pukul 3. Ini sih nggak keburu ke bakmi lagi, kita makan di stasiun aja. Lebih dari 30 menit menunggu akhirnya ada kereta yang ke arah stasiun senen. Kita bergegas naik, walaupun lumayan penuh.

Sayangnya, panggilan kereta "pemberhentian kereta selanjutnya Pasar Senen" hanyalah sebuah pemberitahuan. Keretanya tetap melaju. Kita harus turun satu stasiun setelahnya. Dengan perut yang mulai keroncongan dan dan tenaga yang mungkin tinggal 30 persen, kita harus nunggu kereta lagi sampai jam 1 untuk kembali ke Senen.



Untungnya, dibawah bangku tunggu kereta  di luar pagar yang dibatasi jaring - jaring besi, ada seorang pahlawan. Sebut saja tukang gorengan. Dengan semangat, aku dan kakak ku memesan menu special yang baru masuk wajan itu. Lumayan banget, buat ganjel perut yang sudah sempat berisik.

Setelah aku melahap 5 potong gorengan, keretanya sudah datang. Kita kembali ke stasiun pasar senen, untuk pulang ke Semarang. Dalam perjalanan, aku bilang sama diriku sendiri
"Besok bangun pagi, ada kerjaan ini, ini,ini."
"Iya" jawabku pasrah pada pemikiranku sendiri.




Komentar

Postingan Populer